Minggu, 01 September 2019

Evolusi Pengetahuan pada Axis Soviet-Front

Ketika Perang Dunia II berkecamuk, Jerman merencanakan serangan kepada Uni Soviet. Rencana ini pun terlaksanakan pada 22 Juni 1941. Peristiwa ini, di Barat, dikenal sebagai Eastern Front atau Front Timur, sedangkan pada Uni Soviet dan negara-negara pecahannya, peristiwa ini dikenal dengan The Great Patriotic War (Perang Patriotik Raya), tentu saja istilah ini dilihat dalam perspektif mereka sendiri, sehingga, jika mencari keakuratan dan objektivitas pada peristiwa ini, maka digunakanlah istilah yang lebih umum yaitu German-Soviet War atau Axis-Soviet Front [1].

Studi-studi mengenai topik ini telah lama dilakukan, dan akan tetap berkembang seiring dengan keterbukaan dokumen-dokumen rahasia Uni Soviet saat masa “Glastnos”  pada era Mikhail Gorbatchyov dan oleh Pemerintah Rusia [2].

Pada awalnya sejarah Perang Dunia II mengenai Front Timur diliputi oleh kebohongan, propaganda, dan distorsi. Hal ini diperpuruk dengan adanya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Uni Soviet. Pada blok Barat, studi Front Timur terdistorsi akibat studi didominasi oleh perspektif Jerman dan sejarawan di Barat rata-rata mengandalkan sumber dari Jerman, sedangkan studi Front Timur di Uni Soviet terdistorsi oleh sensor dan propaganda oleh pemerintah dan Partai Komunis di Uni Soviet [3][4].

Keterbukaan dokumen rahasia Uni Soviet dan munculnya historian yang menggunakan dokumen-dokumen Soviet dalam karyanya, seperti David M. Glantz, John Erickson, dll. mengawali studi Front Timur yang lebih objektif [5].

Referensi
2. Overy, R. (1997) “Russia’s War”. Penguin Books.
4. Glantz, D.M. (2001). ”The Soviet-German War  1941-1945: Myth and Realities: A Survey Essay”. South Carolina. Hal. 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Operasi Barbarossa

Pada 22 Juni 1941, Jerman dan sekutunya melancarkan serangan menuju Uni Soviet yang dikenal dengan Operasi Barbarossa. Rencana Adolf H...