Minggu, 01 September 2019

Operasi Barbarossa



Pada 22 Juni 1941, Jerman dan sekutunya melancarkan serangan menuju Uni Soviet yang dikenal dengan Operasi Barbarossa. Rencana Adolf Hitler untuk Operasi Barbarossa, penaklukan Uni Soviet, tercantum dalam Direktif no 21 yang dikeluarkan pada 18 Desember 1940, yang menunjukkan Leningrad, Moskow dan Kiev sebagai objektif militer utama Wehrmacht [1]. 

Lebih dari 3 juta orang, terorganisasi dalam 146 divisi, dengan tambahan 14 divisi Romania di selatan, dan pasukan Finlandia di utara, semuanya didukung  dengan lebih dari 2.000 pesawat dan 3.350 tank perlahan bergerak menuju lokasi selama Juni [2].

Untuk mencapai kemenangan kilat ini, Jerman berencana untuk menghancurkan sebagian besar pasukan Soviet dalam seri pengepungan dekat perbatasan baru Soviet-Polandia [3].

Setelah dimulainya Operasi Barbarossa, Red Army menderita sejumlah kekalahan telak di sepanjang wilayah perbatasan Soviet [4].

Peristiwa ini merupakan awal dari Perang Patriotik Raya, dimana awal dari perjuangan dan penderitaan rakyat Soviet.

Referensi

1. Glantz, D. M. (2003). “The Siege of Leningrad 1941-1944 900 Days of Terror”. London: Spellmount. Hal. 21
2. Overy, R. (2011). “Russia’s War”. Kentucky: The University Press of Kentucky.
3. Glantz, D.M. dan J. House (1995). “When The Titans Clashed How The Red Army Stopped Hitler”. University of Kansas. Hal. 30
4. Glantz, D. M. (2003). “The Siege of Leningrad 1941-1944 900 Days of Terror”. London: Spellmount. Hal. 21

Periode Perang

Sejarawan militer Soviet dan Russia telah membagi keseluruhan konflik menjadi 3 periode yang berbeda, masing-masing dibedakan dari satu lainnya dengan sifat strategis dari operasi militer dan keberhasilan dari perang. Selanjutnya, Soviet membagi setiap periode waktu pertempuran  menjadi beberapa kampanye, masing-masing terjadi dalam satu atau lebih musim dari satu tahun [1].

Periode Perang

1. Periode Perang Pertama
Jerman yang memegang inisiatif Strategis
·         Kampanye Musim Panas-Gugur (22 Juni-Desember 1941)
·         Kampanye Musim Dingin (Desember 1941-April 1942)
·         Kampanye Musim Panas-Gugur (Mei-Oktober 1942)

2. Periode Perang Kedua
Periode transisi
·         Kampanye Musim Dingin (November 1942-Maret 1943)
·         Kampanye Musim Panas-Gugur (Juni-Desember 1943)

3. Periode Perang Ketiga
Uni Soviet memegang inisiatif strategis
·         Kampanye Musim Dingin (Desember 1943-April 1944)
·         Kampanye Musim Panas-Gugur (Juni-Desember 1944)
·         Kampanye Musim Dingin (Januari-Maret 1945)
·         Kampanye Musim Semi (April-Mei 1945)

Referensi
1. Glantz, D.M. (2001). ”The Soviet-German War  1941-1945: Myth and Realities: A Survey Essay”. South Carolina. Hal. 10

Evolusi Pengetahuan pada Axis Soviet-Front

Ketika Perang Dunia II berkecamuk, Jerman merencanakan serangan kepada Uni Soviet. Rencana ini pun terlaksanakan pada 22 Juni 1941. Peristiwa ini, di Barat, dikenal sebagai Eastern Front atau Front Timur, sedangkan pada Uni Soviet dan negara-negara pecahannya, peristiwa ini dikenal dengan The Great Patriotic War (Perang Patriotik Raya), tentu saja istilah ini dilihat dalam perspektif mereka sendiri, sehingga, jika mencari keakuratan dan objektivitas pada peristiwa ini, maka digunakanlah istilah yang lebih umum yaitu German-Soviet War atau Axis-Soviet Front [1].

Studi-studi mengenai topik ini telah lama dilakukan, dan akan tetap berkembang seiring dengan keterbukaan dokumen-dokumen rahasia Uni Soviet saat masa “Glastnos”  pada era Mikhail Gorbatchyov dan oleh Pemerintah Rusia [2].

Pada awalnya sejarah Perang Dunia II mengenai Front Timur diliputi oleh kebohongan, propaganda, dan distorsi. Hal ini diperpuruk dengan adanya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Uni Soviet. Pada blok Barat, studi Front Timur terdistorsi akibat studi didominasi oleh perspektif Jerman dan sejarawan di Barat rata-rata mengandalkan sumber dari Jerman, sedangkan studi Front Timur di Uni Soviet terdistorsi oleh sensor dan propaganda oleh pemerintah dan Partai Komunis di Uni Soviet [3][4].

Keterbukaan dokumen rahasia Uni Soviet dan munculnya historian yang menggunakan dokumen-dokumen Soviet dalam karyanya, seperti David M. Glantz, John Erickson, dll. mengawali studi Front Timur yang lebih objektif [5].

Referensi
2. Overy, R. (1997) “Russia’s War”. Penguin Books.
4. Glantz, D.M. (2001). ”The Soviet-German War  1941-1945: Myth and Realities: A Survey Essay”. South Carolina. Hal. 5

Operasi Barbarossa

Pada 22 Juni 1941, Jerman dan sekutunya melancarkan serangan menuju Uni Soviet yang dikenal dengan Operasi Barbarossa. Rencana Adolf H...